14.54
0
Berdasarkan SK/KD (pada kurikulum KTSP) dan KI/KD (pada kurikulum 2013) yang tercantum di atas. Kita dapat melihat beberapa perbedaan di antara kedua kurikulum tersebut, yaitu:
1.  Pada kurikulum KTSP dikenal istilah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Namun pada kurikulum 2013, istilah yang dikenal adalah Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Akan tetapi tidak terdapat permasalahan dalam penggunaan istilah ini. Hanya saja pada kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada KI dan kemudian dijabarkan menjadi KD.  Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Sedangkan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SMA/MA untuk setiap mata pelajaran mencakup: mata pelajaran Wajib Kelompok A, Wajib Kelompok B, Kelompok Peminatan (Matematika dan Sains, Kelompok Peminatan Sosial, dan Kelompok Peminatan Bahasa).

2.  Pada kurikulum KTSP terdapat pengelompokkan untuk masing-masing SK/KD pada semester tertentu. Artinya sudah ada ketetapan kapan SK/KD ini dipelajari oleh siswa, apakah menjadi beban belajar di semester  I atau II. Sehingga semuanya sudah jelas dan guru hanya tinggal memberikannya saja pada semester yang telah ditetapkan. Sementara pada kurikulum 2013 yang tampak hanya pembagian menurut kelas saja, tetapi tidak nampak kapan KI/KD itu akan dipelajari, apakah di semester I atau II. Menurut saya hal inilah yang masih membuat kita bertanya-tanya bagaimana aplikasinya nanti.

3. Pada kurikulum KTSP, pengelompokkan antara SK/KD untuk mata pelajaran ekonomi atau akuntansi terlihat lebih tersusun. Artinya ketika SK nya membahas tentang Akuntansi maka KD nya juga akan berbicara seputar permasalahan  akuntansi, begitu juga ketika mempelajari ekonomi. Namun, berbeda halnya pada kurikulum 2013 terdapat percampuran antara materi yang termasuk akuntansi dengan ekonomi. Jadi lebih terlihat seperti tematik. Sehingga menurut saya guru harus benar-benar kreatif dan cerdas dalam melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013 ini.

4. Pada kurilukum KTSP lebih menekankan pada penguasaan kompetensi siswa pada suatu kajian tertentu (ekonomi atau akuntansi), meskipun tetap ada penilaian tersendiri untuk sikap dan psikomotor dari SK/KD tersebut hanya saja penilaian itu lebih bersifat abstrak (tidak dibunyikan pada SK/KD nya). Namun, pada kurilukum 2013 hal ini lebih terlihat jelas, karena dibunyikan unsur penilaian atau KI/KD yang mengarahkan pada pembentukan dan penilaian karekter siswa. Artinya setiap KI/KD yang dipelajari, baik itu pada kelas X, XI dan XII semuanya tetap menekankan pada unsur-unsur karakter siswa. Jadi tidak hanya penguasaan terhadap materinya, akan tetapi penilaian sikap dan keterampilan lebih konkrit. Di samping itu juga, hal ini dikarenakan pada kurikulum 2013 ini KI nya terkelompokkan pada 4 kelompok yaitu sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Hal ini tidak terdapat pada kurikulum KTSP.

Selain hal yang disebutkan di atas, maka perbedaan umum antara kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP, sebagaimana penjelasan Menteri Pendidikan & Kebudayaan, M. Nuh bahwa  kurikulum 2013 memiliki 3 (tiga) keunggulan dibandingkan kurikulum sebelumnya, antara lain meliputi :

a.Pertama, jika pada kurikulum KTSP mata pelajaran ditentukan terlebih dahulu untuk kemudian menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), maka pada Kurikulum 2013 pola pikir tersebut dibalik. Artinya menetapkan standar kompetensi lulusan terlebih dahulu.
b.Kedua, kurikulum 2013 memiliki pendekatan yang lebih utuh dengan berbasis pada kreativitas siswa. Kurikulum baru ini diyakini telah memenuhi tiga komponen utama pendidikan, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan menjadi penguatan pada pembentukan karakter.
c.Ketiga, pada kurikulum 2013 ini kompetensi yang ada pada jenjang SD, SMP dan SMA didesain secara berkesinambungan.


Namun, bagaimanapun kurikulum KTSP tetap memiliki keunggulan yaitu memasukkan konsep otonomi pendidikan. Setiap sekolah memiliki peluang untuk menjadi inovatif dengan menerapkan SNP (Standar Nasional Pendidikan) dibarengi pengembangan secara kreatif dan kontekstual menuju sekolah unggul yang otonom. Kurikulum 2013 justru dirasakan dapat memasung kreativitas dan otonomi di bidang pendidikan karena kurikulum dan persiapan proses pembelajaran akan disediakan dalam bentuk produk jadi (Completely-built up product). Semua guru dapat mengajar (mengembangkan kecakapan intelektual, penguasaan sains dan teknologi), tetapi tidak semuanya mampu mendidik (mengubah paradigma, sikap dan perilaku dalam rangka membentuk karakter siswa). Oleh sebab itu, kendala lain yang dirasakan paling berat dalam implementasi kurikulum 2013 adalah urusan mengubah paradigma, sikap, perilaku dan karakter para guru itu sendiri sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai pendidik yaitu membentuk karakter siswa.

0 komentar:

Posting Komentar